MANTAPNYA IKUT WEBINAR "WORKSHOP SRA IGI JATIM"

     

Oleh :
KHUSNUL QOMARUDIN,S.Pd.,M.Pd.
Kepala SDN Nanggungan
Kec Pacitan, Kab.Pacitan
Email: khusnulqomarudin01@gmail.com

Uh...Uuh... Mantap betul kegiatan yang saya ikuti Workshop Sekolah Ramah Anak yang diselenggarakan oleh IGI Wilayah Jawa Timur. Disaat pandemi covid-19, di saat Physical distancing atau pembatasan fisik, di saat PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar)  merupakan  langkah yang disarankan untuk mencegah penyebaran virus corona. Disaat Stay at home, disaat kita bekerja dari rumah, merupakan gagasan yang tepat untuk menyelenggarakan workshop SRA untuk memberikan wawasan bagi Bapak, Ibu guru dan tenaga profesi pendidikan dalam memahami serta penerapan SRA pada lingkungan pendidikan.
Pelaksanaan workshop SRA oleh IGI Wilayah Propinsi Jawa Timur merupakan contoh dalam meningkatkan kompetensi. Workshop yang didukung oleh tenaga-tenaga profesional, nara sumber yang ahli serta managemen waktu yang baik, sehingga kepuasan peserta bisa dirasakan.
Saat Bapak Bagus Dibyo S. membuka workshop sebagai moderator, saya sudah merasakan kehebatanya dalam mengatur situasi. Apalagi dibuka oleh Ketua IGI Wilayah Jawa Timur ,Bapak Dr. H. Marjuki, M.Pd. Hmmmmm, rasanya mantap !
Ketika saya mengikuti paparan Ibu Dra. Elvi Hendrani, Asisten Deputi Kementerian Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak yang menyampaikan materi tentang Konvensi Hak Anak dan SRA, paparan materi dari Ibu  Bekti Prastyani,S.Pd. selaku ketua Aspirasi, dan Dr. Hj. Miska Gewasari, MM., pencetus mesra bertuah, keduanya adalah fasilitator nasional Sekolah Ramah Anak. Saya sampai “mlongo” (terkagum-kagum, luar biasa). Mereka berdua dengan ramahnya menyapa peserta seolah-olah saya berada didekatnya, penguasaan materi diluar kepala dan materinya up to date. Rasanya saya ingin menunjukkan ibu jari semua untuk memberikan apresiasi. Meskipun saya sudah pernah mengikuti workshop SRA yang diselenggarakan oleh PGRI Trenggalek , tapi rasanya masih ingin mengikuti seluruh paparan materinya kembali.
Akhirnya saya paham bagaimana mendidik anak agar anak tetap dekat dengan gurunya tanpa ada rasa dendam di kemudian hari, tanpa adanya paksaan, hukuman, tekanan, kekerasan, dengan menyatukan hati antara guru dan anak, dengan mengajak musyawarah untuk melaksanakan pembelajaran, sehingga tercipta situasi yang harmonis penuh dengan rasa kekeluargaan, sehingga sekolah yang merupakan rumah kedua,  anak betah di sekolah betul-betul dapat dirasakan dan anak terbiasa dengan pembiasaan-pembiasaan yang positif .
Dari penyampaian materi para nara sumber, ilmu yang saya dapatkan bertambah banyak. Salah satu contoh apa yang dinamakan dengan disiplin positif, bagaimana mewujudkan sekolah yang bersih, aman, ramah, indah, inklusif, sehat, asri, nyaman serta mewujudkan "Anak Senang ,Guru Tenang, Orang Tua Bahagia.”
Kesimpulan yang bisa saya ambil “saatnya hijrah hati” merubah paradigma dari disiplin konvensional menuju pada disiplin positif. Semoga semua lembaga pendidikan  formal dan non formal di Indonesia terjamah oleh pendidikan sekolah ramah anak, sehingga akan menjadi icon bangsa Indonesia yang merupakan ciri khas pendidikan di Indonesia dengan output  kedepan sesuai dengan harapan bangsa Indonesia... Aamiin. 


Anda masih penasaran?
Kunjungi Lapak SRA IGI Jatim 
https://srajatim.igi.or.id/

Sukses IGI Jatim.
# Salam Literasi
# Salam Hak Anak
# Salam Sekolah Ramah Anak
# Salam IGI, Yang Muda Luar Biasa 




Comments

Popular posts from this blog

PENERAPAN PENDIDIKAN INKLUSIF UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH RAMAH ANAK DI SMP NEGERI 28 SURABAYA

JURNAL REPLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3

Forgiveness Therapy untuk Meningkatkan Konsep Diri Positif di SMA NU 1 Gresik