REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.3

 

REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.
OLEH: MABRURATUL HASANAH, M. Pd.
CGP AGKATAN 5 KABUPATEN PAMEKASAN


Program Pendidikan guru penggerak merupakan program Pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Melalui program ini diharapkan akan melahirkan guru-guru terbaik untuk menghadirkan perubahan nyata bagi Pendidikan Indonesia. Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem Pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, tentunya guru sering dihadapkan dalam situsi dimana diharuskan mengambil suatu keputusan, dan keberhasilan seorang pemimpin dalam mengambil salah satu tugas tersulit tersebut yaitu bagaimana ia mampu mengambil sebuah keputusan yang efektif. Keputusan-keputusan ini secara langsung atau tidak langsung dapat menentukan arah dan tujuan lembaga yang dipimpin.

Menjadi guru yang mampu mengambil keputusan efektif tentunya tidak terlepas dari pengaruh dan pandangan Ki Hajar Dewantara yakni sistem among dan juga Pratap Triloka. Dalam hal ini guru sebagai seorang pamong dapat menggunakan sistem among dalam pembelajaran untuk menyampaikan karakater bagi peserta didik. Selain itu integrasi Pratap Triloka menjadi sangant penting dalam konteks sekolah terutama dalam pengambilan keputusan bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran.

Terdapat 3 unsur penting pada Pratap Triloka yaitu : 1) Ing ngarsa sung tulada 2) Ing madya mangun karsa dan 3) Tut wuri handayani. Ini berarti bahwa seorang pemimpin pembelajaran haruslah memberikan suri tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Keteladanan menjadi sebuah hal yang penting karena akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan orang yang dipimpin terhadap dirinya. Pemimpin pembelajaran harus mampu membangun Kerjasama dengan orang yang dipimpinnya, sehingga diharapkan mampu menjadi rekan sekaligus orangtua di sekolah dan juga mampu menjadikan peserta didik terampil dalam mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya. Selain itu memberikan kesempatan pada murid untuk maju dan berkembang. Inilah salah satu fungsi seorang guru sebagai coach dan motivator untuk membantu murid dalam melejitkan seluruh potensi yang dimilikinya.

Pengambilan keputusan adalah sebuah proses menentukan sebuah pilihan dari berbagai alternatif pilihan yang tersedia, seorang guru terkadang dihadapkan pada suatu keadaan dimana ia harus menentukan pilihan keputusan dari berbgaai alternatif yang ada. Proses yang rumit ini berdampak pada dirinya dan lingkungan sekolah serta munculnya pertentangan nilai yang tertanam dan diyakininya sehingga dapat mempengaruhi pada prinsip-prinsip dalam mengambil suatu keputusan. Memilih dua kebenaran yang saling bertentangan adalah sesuatu yang sangat sulit, namun keputusan haruslah tetap diambil. Memilih paradigma dan prisnsip dalam mengambil keputusan adalah sesuatu yang sangat subjektif karena setiap orang memiliki perspektif yang berbeda dikarenakan perbedaan nilai yang dianutnya.

Pada dasarnya keputusan yang dibuat adalah untuk memecahkan permasalahan serta untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Karena itu, agar keputusan yang diambil efektif, maka seorang guru harus berpegang pada nilai-nilai kebajikan yang tertanam pada diri dan perlu menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan

Dalam proses pengambilan keputusan, terkadang ditemukan permasalahan-permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan. Apalagi bila keputusan yang diambil menyebabkan konflik. Tak seorang pun sempurna sebagai pengambil keputusan, akan tetapi kita tentunya menghendaki keberhasilan dalam memutuskan sesuatu yang penting. Pengambilan keputusan yang baik salah satunya dapat dicapai melalui proses coaching. Melalui proses coaching dapat memberikan manfaat berarti bagi peserta didik dalam mengembangkan potensi diri yang dimilikinya termasuk dalam menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya sendiri. Apabila peserta didik memperoleh coaching yang tepat, maka akan berdampak pada tercapainya kompetensi, membangkitkan motivasi dan komitmen pada perubahan. Proses coaching ini sangat efektif terutama dalam pengujian pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pada akhirnya, semua pembelajaran ini adalah untuk murid serta untuk memperkaya wawasan dan penguatan diri guru agar murid bisa mendapatkan Pendidikan yang berkualitas dari para pendidik yang berkualitas.

Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru hendaknya dapat menuntun dan memberikan ruang bagi murid untuk merdeka mengemukakan pendapat dan mengekspresikan pengetahuan baru yang didapatnya. Dengan begitu murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan perspektif dirinya. Menjadi murid yang merdeka, kreatif, inovatif, pribadi yang matang serta penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan yang dapat menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat dipupuk dan dikembangkan melalui budaya positif sekolah.

Modul 3.3 membahas  tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid. Dengan memahami dan menerapkan semua modul dalam pendidikan guru penggerak maka akan terciptalah program sekolah yang berdampak positif pada murid.

Banyak hal menarik yang saya dapatkan dari pembelajaran modul 3 Pendidikan Guru Penggerak , diantaranya adalah perubahan paradigma dalam pengambilan keputusan dari yang selama ini dilakukan pendekatan berbasis masalah (defisit based) sekarang sudah bergeser kepada pendekatan berbasis aset. Sebelum saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, dalam pengambilan keputusan kita selalu memprioritaskan hasil evaluasi dan sudah menjadi sebuah kebiasaan yang menjadi pokok permasalahan sebuah evaluasi adalah kekurangan atau kesalahan.  Sehingga untuk memutuskan tindakan kedepannya  pendekatan yang digunakan adalah pendekatan berbasis masalah. Namun setelah saya mempelajari modul 3 masalah tidak lagi menjadi focus utama dalam pengambilan keputusan. Karena disetiap masalah juga ada aspek positifnya. Karena dibalik masalah pasti adalah kelebihannya yang bisa dijadikan menjadi suatu aset. Dan kita harus bisa memandang semua hal kearah yang positif.  Dan setelah saya menerap ini, saya merasa kekuatan yang saya miliki untuk merancang sebuah keputusan atau program yang berdampak positif pada murid itu sangat mudah karena kita selalu berpikir positif tentang suatu kelebihan yang menjadi aset kita.

 

Suatu komunitas pendidikan harus optimis mengelola sumber daya dan aset yang dimiliki sebagai suatu kekuatan / potensi sekolah. Masalah atau kekurangan yang dimiliki oleh suatu sekolah tidak lagi menjadi hambatan untuk memajukan pendidikan dan mewujudkan visi misi dan tujuan sekolah yang berpihak pada murid. Namun focus suatu masalah adalah kebiasaan yang sudah membudaya dan untuk mengubah sebuah kebiasaan bukanlah suatu hal yang mudah, sehingga butuh proses belajar, butuh kolaborasi dan pemahaman yang matang antar civitas akademik sekolah. Jika pola pikir yang positif sudah tertanam antar civitas akademik sekolah maka sebuah perubahan yang postif juga akan mudah direalisasikan. Dan program yang berdampak positif pada murid akan mudah terlaksana.

Dan dalam mengambil keputusan guna merancang semua  hal yang berpihak murid, hendaknya kita menerapkan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dan menerapkan 9 langkah pengujian. Sehingga keputusan yang diambil dapat menghasilkan sebuah keputusan yang bijak dan berpihak pada murid. Selain itu, dalam merancang program sekolah yang berdampak pada murid secara matang kita harus menerapkan manajemen perubahan dengan model inkuiri apresiatif BAGJA (Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi)  serta menerapkan manajemen resiko dan untuk keberlanjutan program perlu menerapkan MELR (Monitoring, Evaluation, Learning dan Reporting). Dengan demikian, program diharapkan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Pemetaan aset atau sumber daya yang ada di sekolah, baik sumber data fisik maupun non fisik juga sangat penting untuk mengoptimalkan keterlaksanaan sebuah program yang berdampak pada murid. Setelah pemetaan dilakukan, langkah berikutnya adalah mendayagunakan potensi sekolah sesuai tujuan untuk mewujudkan merdeka belajar dan terciptanya profil pelajar pancasila dan budaya positif di sekolah.

 

 

Comments

Popular posts from this blog

PENERAPAN PENDIDIKAN INKLUSIF UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH RAMAH ANAK DI SMP NEGERI 28 SURABAYA

JURNAL REPLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3

Forgiveness Therapy untuk Meningkatkan Konsep Diri Positif di SMA NU 1 Gresik