SALAH JALAN DAN SALAH PAHAM
SALAH JALAN DAN SALAH PAHAM
Oleh: Marjuki
Bulan Desember 2022, kisah ini terjadi. Kebiasaan berangkat
dan pulang kerja di BBPMP Jawa Timur kota Surabaya membawa mobil. Suatu ketika setelah
memberikan pelatihan di SMPN 1 Waru Sidoarjo, 06 September 2022, kendaraan
mundur menabrak tiang basket. Sontak saja kaca belakang pecah. Sekalipun hujan
deras, tetap pulang dengan kaca belakang terbuka. Tentu saja air bisa masuk
kendaraan. Hal itu tidak menjadi persoalan, yang penting telah berbagi ilmu dalam
keadaan lancar dan selamat.
Tiga hari kemudian, kendaraan masuk bengkel Mitsubishi
di Gresik. Berangkat kerja kantor harus ada alternatif lain, yaitu berkendara
sepeda motor. Kebiasaan berangkat dan pulang dari kantor selalu lewat tol.
Perjalanan dari Desa Bungah Kecamatan Bungah kabupaten Gresik kurang lebih satu
jam. Jika lewat bawah atau jalan biasa bukan tol, kira-kira 1,5 jam. Kebiasaan terjadi
macet baik di Gresik maupun Surabaya melalui daerah industri.
Berkendara sepeda ternyata juga nyaman. Terasa ada sesuatu
yang baru. Misalnya dengan mudah melewati kepadatan dan kemacetan. Tentu saja
jalan sepeda tidak selalu tertip. Berkendara sepeda motor hampir selalu lancar karena
jalannya zigzag. Dengan jalan zig-zag dapat menerobos kepadatan dan kemacetan. Setiap
ada peluang masuk antara mobil dan antara sepeda motor. Dengan zig-zag menjadi
berkendara sepeda bisa gemulai dan suatu saat gerakan patah-patah (kayak breakdance).
Bagi yang bersepeda motor aman-aman saja, tetapi bisa lain bagi pengendara
mobil. Pengendara mobil menganggap gerakan sepeda motor zig-zag membahayakan
mobil dan pengendara sepeda itu sendiri.
Berkendara sepeda motor pada akhirnya juga nyaman. Kenyamanannya
membuat tidak terasa bila masuk tol Gunungsari
menuju Gresik. Kebiasaan pulang kantor lewat tol gunungsari memicu sepeda motor
juga masuk tol. Kira-kira kurang 10 m mendekati portal tol, baru tersadar kalau
sedang berkendatra sepeda motor. Sontak saja kaget dan bingung, wah bagaimana
ini? Tidak perlu berpikir lama, sepeda saya parkir di tepi jalan agar tidak
mengganggu mobil yang masuk. Parkir selesai dan dirasa aman, langsung masuk
kantor petugas untuk melapor dan mendiskusikan solusinya.
Bertemu petugas mengucap salam, memperkenalkan diri, melaporkan
kejadiannya, dan meminta bantuannya bagaimana solusinya. Mohon maaf pak saya
tadi bersepeda motor lupa masuk tol. Sekali lagi mohon maaf karena biasanya saya
membawa mobil setiap pulang kerja selalu lewat tol ini. Kata pak petugas di
ruang kantornya, ya memakai kartu e-tolnya. Lho pak mobil saya di bengkel
sehingga e-tolnhya juga ikut mobil itu. Jika tidak membawa ya silahkan membeli
kartu e-tol baru Cuma di sini tidak tersedia atau minta tolong kendaraan yang
di belakangnya. Bisa mengganti berapa harga masuknya. Saya pertegas lagi, lho
pak saya tidak membawa mobil. Pak petugas juga menjawab lebih tegas, laiya,
dengan cara tadi bisa minta tolong pinjam kartu e-tol kendaraan belakangnya.
Dalam pikir saya bapak ini pasti salah
paham. Langsung saja pak petugas saya ajak keluar ruangan untuk melihat sepeda
saya.
Setelah tahu sepeda saya, beliau tertawa ngakak “wakak-kak”
sekeras-kerasnya. Ya ampun pak. Dalam pikiran saya ya mobil. Setiap hari saya bertugas
di sini selalu berpikir-pikir mobil, mulai mobil kelas satu, dua dan
seterusnya. Ya pak, terus bagaimana solusinya. Beliau arahkan, naiki saja pak lewat
pinggir walau melawan arah. Saya timpali lagi, tidak apa-apa ya pak. Beliau
tegaskan lagi, sudah tidak apa-apa. Saya masih ragu, saya tawarkan bagaimana
kalau saya tuntun saja sepedanya. Beliau menyakinkan saya, sudah tidak apa-apa,
jika dengan menuntun sepeda akan mengundang masalah, sudah cepat bawa kelaur
sepedanya. Dengan bergembira-ria langsung saya jawab ya pak siap, terima kasih.
Alhamdulillah pengalaman yang pertama lewat tol dengan
bersepeda. Ternyata salah jalan bisa menjadikan seseorang salah paham. Hal ini
dapat dimaklumi secara kontekstual. Kebiasaan seseorang dapat memformat cara
berpikirnya sesuai konsteksnya. Saya kebiasaan lewat tol setiap berangklat dan
pulang kerja, jadi yang terpikirkan oleh saya ya lewat tol. Setiap lewat tol saya
pastikan bensin aman dan e-tol cukup. Sekalipun lupa saat ini telah membawa sepeda
motor.
Semoga menjadi pembelajaran bagi saya dan para pembaca
yang baik.
Gresik, 01 Januari 2023.
Comments
Post a Comment