RESENSI BUKU
KH. HASYIM ASY’ARI PENGABDIAN SEORANG KYAI
UNTUK NEGERI
Oleh: Marjuki
Buku ini banyak mengisahkan
perjuangan seorang ulama besar dalam mengawal kemerdekan bangsa ini. Kita dapat
melihat bagaimana perjuangannya melalui beberapa pemikiran besar, strategi, dan
efektif dalam mengantarkan anak bangsa menjadi pejuang bangsanya. Kehebatan KH.
Hasyim Asy’ari dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain; Guru Para Kyai
Pesantren, Sang Ulama Pemikir dan Pejuang, Resolusi Jihad dan Kemerdekaan
Republik Indonesia.
Guru Para Kyai Pesantren.
KH. Hasyim Asy’ari memperkuat Pendidikan karakter di pesantren, antara lain; 1)
pendidikan karakter pesantren
berupaya mengajak bangsa ini untuk mandiri bukan hanya dalam soal ekonomi dan
politik. 2) pendidikan karakter pesantren mengajarkan anak-anak didiknya untuk
bergaul dan bersatu di antara sesama anak bangsa se-Nusantara, apa pun suku,
latar belakang dan agamanya. 3) pengetahuan diabdikan bagi kepentingan dan keselamatan
nusa dan bangsa. 4) Karena pergaulannya yang begitu rapat dengan bangsa-bangsa
lain di jalur perdagangan dunia, orang-orang pesantren juga mengajarkan
anak-anak bangsa ini cara-cara menghadapi dan bersiasat dengan bangsa-bangsa lain,
terutama dengan orang-orang Eropa (kini Amerika) yang berniat menguasai wilayah
di Asia Tenggara. 5) orang-orang pesantren juga mengajarkan kepada anak-anak
bangsa ini untuk memaksimalkan serta memanfaatkan segenap potensi ekonomi dan
sumber daya negeri ini.
Sang Ulama Pemikir dan Pejuang.
Ribuan santri KH. Hasyim Asy’ari menjadi
kyai dan memiliki pondok pesantren yang tersebar di sekuruh nusantara
Indonesia. Penanaman karakter di pondok pesantren menjadi andalan untuk memperkuat
persatuan dan kesaatuan untuk melawan penjajah.
Karakter kebangsaan menjadi senjata ampuh untuk mengusir penjajah di
tanah air. Perjuangan Walisongo diteruskan oleh pesatren dengan menanam katrakter
“Cinta tanah air bagian dari iman”. Semangat ini menjadi efektif untuk mengakselerasi
rasa persatuan dan persatauan Indonesia. Praktik-praktik menghubungkan satu generasi ke generasi
berikutnya, dari satu komunitas ke komunitas lainnya, sehingga solidaritas
berbangsa, persatuan dan kebersamaan di antara komponen bangsa ini, ikut
terjaga.
Resolusi Jihad dan
Kemerdekaan Republik Indonesia. Di antara pengaruh terpenting KH. Hasyim
Asy'ari adalah pada saat mengeluarkan fatwa jihad, 17 September 1945. Fatwa ini
antara lain berbunyi; 1) Hukumnya memerangi
orang kafir yang merintangi kemerdekaan kita adalah Fatdhu ‘ain bagi
tiap-tiap orang Islam yang mungkin meskipun bagi orang fakir; 2) hukumnya orang
yang meninggal dalam peperangan melawan NICA serta komplotannya adalah mati
syahid; (3) hukumnya orang yang memecah persatuan kita sekarang ini wajib
dibunuh. Tanggal 9 November 1945 sore,
Kyai Hasyim Asy’ari yang baru kembali dari Kongres Masyumi di Jogjakarta menjawab
ultimatum Sekutu itu dengan fatwa bahwa Fardlu jarak 94 kilometer dari kota Surabaya
untuk membela Surabaya. Umat Islam yang
mendengar Fatwa Jihad itu terbakar semangatnya. Mereka keluar dari
kampung-kampung dengan membawa senjata apa adanya untuk melawan pasukan Sekutu pimpinan Inggris yang diboncengi NICA. Meletuslah peristiwa bersejarah 10
Nopember 1945 saat rakyat Surabaya dan umat Islam dari berbagai pesantren dan
desa-desa sekitar dengan heroik melakukan perlakukan perlawanan dengan senjata
seadanya. Pertempuran sengit selama tiga minggu dari 10 November sampai dengan
02 Desember 1945, sekarng diperngati sebagai hari Pahlawan Nasional.
Comments
Post a Comment