KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 2.2 KOMPETENSI SOSIAL DAN EMOSIONAL
oleh Mabruratul Hasnah, M. Pd.
CGP Angakatan 5 Kabupaten Pamekasan.
1.
Sebelum mempelajari modul
ini, saya berpikir bahwa kompetensi sosial dan emosional tidak berkaitan dengan
kemampuan kognitif murid sehingga kompetensi sosial dan emosional ini kurang
mendapatkan perhatian lebih di dalam kegiatan pembelajaran yag saya lakukan,
Namun setelah mempelajari modul ini, ternyata pemikiran ini salah, karena dalam
proses pembelajaran memiliki kaitan dengan kebutuhan belajar (kesiapan belajar
murid, minat belajar, dan profil belajar murid) dan lingkungan yang aman dan
nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat- meningkatkan
kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being). Pentingnya Pembelajaran Sosial dan Emosional, yaitu
peningkatan kompetensi sosial dan emosional mendukung terciptanya lingkungan
belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid
terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah. Hal itu dapat memberikan
pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan
mereka baik akademik maupun non akademik, termasuk kesejahteraan psikologis
(well-being) secara optimal. Selain itu well-being merupakan kondisi
individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain,
dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan
baik. Well-being yang lain adalah memiliki tujuan hidup dan membuat hidup
mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.
Pembelajaran Sosial dan Emosional harus
dilakukan secara kolaboratif dan
terintegritas dalam pembelajaran oleh seluruh komunitas sekolah, yang memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan
menerapkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap positif. Lima Kompetensi Sosial dan Emosional, yaitu: kesadaran
diri, managemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab). Sebagai pemimpin pembelajaran harus menumbuhkan motivasi mereka untuk membangun
perhatian yang berkualitas pada materi dengan merancang pengalaman belajar yang
mengundang dan bermakna dengan cara merencanakan secara sadar
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan murid-murid untuk
mewujudkan kekuatan (potensi dalam dirinya)..
Empat indikator Implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas
dan sekolah, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru
dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan
penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK)
di sekolah.
Terdapat tiga hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah: integrasi
KSE dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yaitu:
a. Pembukaan
hangat: dengan cara memberikan kesempatan
pada murid untuk berbicara, mendengarkan aktif, memungkinkan interaksi,
menciptakan rasa memiliki, dapat menumbuhkan salah satu kompetensi sosial dan
emosional
b. Kegiatan
inti yang melibatkan: dengan cara melakukan diskusi
akademik, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, refleksi
diri dan penilaian diri, pemberian suara dan pilihan
c. Penutupan
optimistik: dengan cara refleksi, apresiasi, dan
cara-cara positif lainnya untuk memperkuat pembelajaran
Berkaitan dengan penjelasan di atas perubahan yang akan saya
terapkan di kelas dan sekolah:
a.
bagi murid-murid:
menguatkan kualitas hubunngan guru dan murid yang tercermin dalam sikap
saling percaya akan berdampak pada rasa senang dan keterlibatan murid dalam
pembelajaran. Sikap tersebut akan menumbuhkan perasaan aman dan nyaman
bagi murid dalam melaksanakan proses pembelajaran. murid-murid akan lebih
berani berkolaborasi, bertanya, mencari tahu, berpendapat, mencoba, sehingga
mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya secara optimal.
Selain itu guru dan murid, lingkungan kelas yang aman dan positif juga dapat
diciptakan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat menjaga keberagaman
dan perbedaan, melibatkan murid, dan menumbuhkan optimismenya.
b.
bagi rekan sejawat:
mendukung perkembangan anak
secara positif dengan program yang terkoordinasi dan berkolaborasi antara berbagai
pihak dalam komunitas sekolah seperti dewan guru menciptakan lingkungan belajar
yang tepat serta terkoordinasi untuk meningkatkan pembelajaran akademik,
sosial, dan emosional semua murid. Selain itu dapat meningkatkan kerjasama
sekolah-keluarga-komunitas untuk membentuk lingkungan belajar dan pengalaman
yang mencakup hubungan yang saling mempercayai dan berkolaborasi, mewujudkan kurikulum
dan pembelajaran yang bermakna, dan evaluasi secara berkala.
Pembelajaran kompetensi sosial emosional ini dapat
disinergikan ke dalam pembelajaran
berdeferensiasi baik deferensiasi konten, deferensiasi proses, deferensiasi
produk yang dapat menumbuhkan
budaya positif di lingkungan sekolah sehingga tercipta kebahagian dan
keselamatan bagi murid dan guru di lingkungan sekolah sesuai tujuan pendidikan untuk
mewujudkan profil pelajar Pancasila
yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Hal itu tergamabr
dalam P5.
Comments
Post a Comment