REFLEKSI JURNAL DWI MINGGUAN
KONEKSI ANTAR MATERI 2.1
OLEH: MABRURATUL
HASANAH, M. Pd.
CGP ANGKATAN 5 KABUPATEN PAMEKASAN
Setelah saya menjalani pembelajaran dari modul 1.1 hingga modul 2.1 ini, berikut adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya:
·
Pembelajaran
berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar siswa .
Guru memfasilitasi siswa sesuai dengan
kebutuhannya, karena setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan
unik. Siswa yang duduk di
kelas-kelas yang ada di Sekolah tidak ada yang sama. Pembelajaran
berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau
tindakan yang berbeda untuk setiap siswa , maupun pembelajaran yang membedakan
antara siswa yang memiliki kemampuan
lebih dengan yang siswa kurang pintar.
·
pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa dan membantu mencapai hasil belajar yang
optimal, karena: pada pembelajaran berdiferensiasi memiliki
ciri-ciri antara lain: lingkungan belajar mengundang siswa untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan
pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan,
guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar siswa , dan manajemen kelas
efektif.
·
Kaitan antara materi
dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak adalah: Saya
percaya dan saya yakin semua siswa saya akan
saya bimbing seperti anak kandung saya sendiri, saya anggap seperti anak saya
sendiri. Di sekolah, saya mengutamakan suasana belajar siswa saya yang sangat menyenangkan, aman dan
nyaman, sehingga dalam proses pembelajaran saya, yang saya lakukan di dalam
kelas saya bertekad untuk menciptakan kelas yang nyaman,
aman dan menyenangkan. Dengan keadaan kelas yang aman dan menyenangkan maka
akan meningkatkan mood positif dari siswa kita, jika mood positif sudah muncul
maka siswa akan dapat dengan mudah memahami apa yang akan dipelajari. menurut Ki Hadjar Dewantara, siswa
bagaikan semaian bibit yang harus dirawat dan dikembangkan agar mereka tumbuh
dan berkembang sesuai dengan apa yang miliki dan minat mereka masing-masing. Guru memfasilitasi siswa sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap siswa
mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda dan unik. Siswa
yang duduk di kelas-kelas yang ada di Sekolah tidak ada yang sama. Mereka
berasal dari latar belakang yang berbeda, memiliki preferensi belajar yang
berbeda, minat yang berbeda dan belajar dengan kecepatan yang berbeda sehingga
kesiapan belajar merekapun berbeda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan
yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan
tindakan yang akan dilakukan. Pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti
pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk
setiap siswa , maupun pembelajaran yang membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan lebih dengan yang siswa
kurang pintar. Selain itu Pembelajaran
Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif. Dalam kelas, guru perlu selalu
berasumsi bahwa siswa yang berbeda
memiliki kebutuhan yang berbeda dan secara proaktif merencanakan pembelajaran
yang menyediakan berbagai cara untuk mengekspresikan dan mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif.
Banyak guru secara salah berasumsi bahwa mendiferensiasi pembelajaran berarti
memberi beberapa siswa lebih banyak
pekerjaan untuk dilakukan, dan yang lainnya lebih sedikit. Pembelajaran
Berdiferensiasi berakar pada penilaian. Guru yang memahami bahwa pendekatan
belajar mengajar harus sesuai dengan kebutuhan siswa, akan mencari setiap
kesempatan untuk mengenal siswa mereka
dengan lebih baik. Penilaian diagnostik dilakukan saat unit dimulai. Di
sepanjang unit pembelajaran, guru menilai tingkat kesiapan, minat, dan
pendekatan belajar yang digunakan siswa dan kemudian merancang pengalaman belajar
berdasarkan pemahaman terbaru dan terbaik tentang kebutuhan siswa . Pembelajaran
berdiferensiasi berpusat pada siswa . Pembelajaran berdiferensiasi beroperasi
pada premis bahwa pengalaman belajar paling efektif adalah ketika pembelajaran
tersebut berhasil mengundang siswa untuk
terlibat, relevan, dan menarik bagi siswa . Akibat dari premis itu adalah bahwa
semua siswa tidak akan selalu menemukan
jalan yang sama untuk belajar yang dengan cara yang sama mengundangnya, sama
relevannya, dan sama menariknya. Lebih lanjut, pembelajaran berdiferensiasi
mengakui bahwa pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang akan datang harus
dibangun di atas pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman sebelumnya dan bahwa
tidak semua siswa memiliki fondasi
belajar yang sama pada awal proses pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi
merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual.
Ada waktu ketika pembelajaran seluruh kelas adalah pilihan yang efektif dan
efisien. Ini berguna untuk misalnya, membangun pemahaman bersama, dan
memberikan kesempatan untuk diskusi dan melakukan ulasan bersama yang dapat
membangun rasa kebersamaan. Pembelajaran berdiferensiasi ditandai oleh irama
berulang dari melakukan persiapan kelas, mengulas kembali, dan berbagi, yang
kemudian diikuti oleh kesempatan untuk eksplorasi, ekstensi (pendalaman
materi), dan produksi (menghasilkan pekerjaan) individu atau kelompok kecil. Pembelajaran
berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis. Di setiap ruang kelas
yang berbeda-beda, mengajar adalah sebuah evolusi. Siswa dan guru sama-sama menjadi pembelajar. Guru
mungkin tahu lebih banyak tentang materi pelajaran, namun mereka juga terus
belajar tentang bagaimana siswa mereka
belajar. Kolaborasi yang berkelanjutan dengan siswa diperlukan untuk memperbaiki peluang belajar
agar efektif untuk setiap siswa . Guru memantau kecocokan antara kebutuhan siswa
dan proses pembelajaran mereka serta
membuat penyesuaian sebagaimana diperlukan.
Comments
Post a Comment