SOSIALISASI SRA DI LAMONGAN, UPAYA WUJUDKAN KABUPATEN LAYAK ANAK

Suasana kegiatan sosialisasi SRA di Lamongan melalui Zoom Meeting (02/06/2020)



Lamongan - Sekitar dua ratus pendidik di Lamongan mengikuti sosialisasi Sekolah Ramah Anak (SRA) yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Selasa (02/06/2020). Kegiatan yang difasilitasi oleh Aspirasi (Asosiasi Fasilitator Pendidikan Ramah Anak Seluruh Indonesia) ini dilaksanakan dalam rangka mendukung perwujudan Kabupaten Layak Anak, utamanya memenuhi kriteria Klaster Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang, dan Kegiatan Budaya. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB sampai 15.00 WIB.  

Mengingat di Kabupaten Lamongan belum semua sekolah menginisasi Sekolah Ramah Anak, maka sosialisasi ini sangat dibutuhkan. Meski kegiatan sosialisasi SRA di Lamongan sudah dilakukan beberapa kali, namun animo para pendidik terhadap kegiatan ini sangat tinggi. Peserta sosialisasi yang tadinya dibatasi untuk seratus orang, berkembang menjadi dua kali lipatnya. Sosialisasi yang dilaksanakan dalam jaringan (daring) melalui aplikasi zoom meeting ini tak mengurangi semangat peserta. Bahkan tampak beberapa pendidik mengikuti sosialisasi ini secara bersama-sama dengan tim di sekolahnya masing-masing ibarat nobar (nonton bareng) meski tetap mematuhi protokoler kesehatan.


Dr. Ir. Iwan Setiawan memaparkan materi kebijakan SRA
Kasubbid Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Dr. Ir. Iwan Setiawan,ST,MT,MCSA. memaparkan materi tentang Kebijakan SRA bagaimana kabupaten/ kota layak anak, dan bagaimana konsep SRA. Materi ini diperkuat oleh Bagus Dibyo Sumantri dan Bekti Prastyani sebagai Fasilitator Nasional SRA sekaligus Pengurus Aspirasi. Menurut Bagus Dibyo Sumantri, setelah beberapa kali kegiatan sosialisasi, jumlah peserta sosialisasi di Lamongan hari ini adalah rekor jumlah peserta terbanyak. “Ini menunjukkan antusiasme pendidik di Lamongan luar biasa,”kata Bagus.   

Bekti Prastyani menjelaskan konsep SRA

Bekti Prastyani menjelaskan bahwa mendidik satu anak dibutuhkan satu juta orang dewasa di sekitarnya. “Dengan konsep kabupaten layak anak dan sekolah ramah anak ini diharapkan para orang dewasa menjadi model kebaikan, menjadi teladan bagi anak-anak di sekitarnya. Dengan konsep SRA, kita berharap bisa terwujud generasi tangguh tanpa kekerasan dan berakhlak mulia,” tutur Bekti mengakhiri paparannya.


drg. Fida Nuraida,M.Kes memotivasi peserta sosialisasi

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas PPPA Lamongan, drg. Fida Nuraida, M.Kes. Dalam kesempatan ini drg. Fida memberikan motivasi kepada para pendidik untuk menerapkan konsep SRA dan memberikan akses dan hak sama bagi anak. "Dibutuhkan komitmen yang tinggi bagi semua pihak dalam implementasi SRA,"ungkapnya.



Sebagai peserta, para pendidik dari jenjang PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK tampak antusias mengikuti setiap sesi kegiatan. Banyak pertanyaan yang disampaikan peserta, baik dengan cara bertanya langsung maupun melalui kolom chat. Dalam kesempatan ini tim SRA dari SD Negeri Made 4 Lamongan turut berbagi praktik baik tentang implementasi SRA. Kasi Kurikulum SD Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Raminah, M.Pd. menambahkan bagaimana perjuangan SRA di Lamongan dan menyampaikan ucapan terimakasih kepada para fasnas SRA yang tak lelah melakukan pembinaan dan pendampingan.

Salah satu peserta dari SMPN 2 Sugio, Sudjatmiko merasa bersyukur dapat mengikuti kegiatan ini dan berharap ada tindak lanjutnya. “Saya berharap ada pelatihan SRA yang lebih banyak ilmu praktik baik berdasarkan pengalaman-pengalaman sekolah yang sudah sukses menerapkan SRA. Bagiamana profil gurunya, tampilan kelasnya, kegiatan realnya, dan lain-lain. Ini sangat bermanfaat bagi kami, “harapnya. [Wafi]

Comments

  1. Tulisan yg menginpirasi..semoga SRA... bisa jadi ikon lamongan.... Sehingga julukan kota Layak Anak semakin nyata. Sukses anak Indonesia

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PENERAPAN PENDIDIKAN INKLUSIF UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH RAMAH ANAK DI SMP NEGERI 28 SURABAYA

JURNAL REPLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3

Forgiveness Therapy untuk Meningkatkan Konsep Diri Positif di SMA NU 1 Gresik