PENTINGNYA SEKOLAH RAMAH ANAK DI TINGKAT PAUD
Oleh :
Sapta
Kurniatiningsih
Kepala TK/RA
Tunas Harapan Dupak Baru Surabaya
Email :
saptakurnia13@gmail.com
Dunia pendidikan
merupakan salah satu sektor yang terkena dampak pandemi covid-19 di Indonesia,
akibatnya pemerintah menerapkan kebijakan Work From Home (WFH).
Kebijakan ini merupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan
segala pekerjaan di rumah. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian
Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan
sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan
sistem dalam jaringan (daring).
Sebagai seorang
guru yang profesional dituntut memiliki kompetensi yang memadai, sehingga perlu
menimba ilmu dari kegiatan-kegiatan positif, tapi oleh karena masa pandemi ini
tidak boleh keluar rumah, maka dapat mengikuti kegiatan workshop secara online.
Karena memang
selama ini saya belum pernah mengikuti kegiatan workshop tentang Sekolah Ramah
Anak yang sebenarnya sudah berkali-kali diadakan oleh IGI Jatim, yang
diketuai oleh Bapak Dr. H. Marjuki, M.Pd. Saya bersyukur sekali masih
diberi kesempatan untuk menimba ilmu tentang SRA (Sekolah Ramah Anak), sehingga
saya berharap lebih menambah wawasan dan mampu mengimplementasikan di sekolah.
Mengingat di
kota Surabaya belum semua lembaga Roudlotul Athfal menginisasi Sekolah
Ramah Anak, maka sosialisasi ini sangat dibutuhkan. Meski kegiatan sosialisasi
SRA di lingkungan Kementerian Agama sudah dilakukan beberapa kali, namun
saya masih belum memahami betul apa itu SRA . Sosialisasi yang dilaksanakan
dalam jaringan (daring) melalui aplikasi zoom meeting ini sangat membatu saya
memahami apa dan apa saja yang harus dipersiapkan untuk mewujudkan SRA di
lembaga saya.
Saya sangat
terkesan sekali dengan yel-yel SRA yaitu "anak senang, guru tenang,
orang tua bahagia". Yel-yel ini sangat cocok sekali untuk anak-anak PAUD
yang memang harus senang dulu untuk memulai semua aktifitas sehari hari.
Sekolah yang
ramah anak merupakan institusi yang mengenal dan menghargai hak anak untuk
memperoleh pendidikan, kesehatan, kesempatan bermain dan bersenang-senang,
melindungi dari kekerasan dan pelecehan, dapat mengungkapkan pandangan secara
bebas, dan berperan serta dalam mengambil keputusan sesuai dengan kapasitas
mereka. Sekolah juga menanamkan tanggung jawab untuk menghormati hak-hak orang
lain, kemajemukan dan menyelesaikan masalah perbedaan tanpa melakukan
kekerasan.
Banyak aktivitas
sekolah yang biasa dilakukan anak yang memiliki nilai-nilai positif dalam
membentuk karakter dan kepribadian. Dengan adanya perubahan, terutama di
kota-kota karena terbatasnya lahan dan perubahan struktur bangunan sekolah
menyebabkan beberapa aktivitas yang penting bagi anak tersebut hilang dan tidak
dapat dilakukan lagi. Misalnya, lompat tali sebagai bentuk aktivitas uji diri,
sekarang tidak dapat dilakukan karena sebagian besar telah dimanfaatkan untuk
lahan parkir atau tertutup bangunan.
Jika
kegiatan-kegiatan tersebut tidak tergantikan berarti ada beberapa potensi anak
yang hilang karena tidak dapat dilakukan anak di sekolah.Oleh karena itu, perlu
dicari solusi untuk menggantikan aktivitas yang hilang tersebut. Utamanya, akan
lebih bagus jika sekolah memprogramkannya. Jika dikaitkan dengan sekolah ramah
anak maka pemrograman semacam ini sangat penting sebagai bentuk pelayanan pada
anak dalam rangka memberdayakan potensinya. Apalagi sekolah-sekolah yang
memprogramkan kegiatannya sampai sore.
Terima kasih IGI
Jatim saya tunggu workshop lainnya.
Comments
Post a Comment