ASYIKNYA WORKSHOP SRA, IGI JATIM PILIHANKU



Oleh : Dra. Hj. Sri Sayekti, M.Psi 
Koordinator BK SMP Negeri 2 Taman 
Fasda SRA Sidoarjo 
Email: yekti1312@gmail.com


            Kuingat betul pertengahan bulan Maret 2020, tepatnya 17 Maret 2020, saat virus corona melanda bumi Indonesia, menyerang banyak orang dan beberapa pasien mulai meninggal dunia. Oleh karena itu, untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona tersebut, sesuai SE Covid-19 Bupati Sidoarjo bahwa sekolah diliburkan (peserta didik belajar dirumah), mulai tanggal 17 Maret s.d 29 Maret 2020, seluruh peserta didik tidak diperbolehkan ke sekolah. Peserta didik “stay at home”, belajar di rumah dengan pendampingan orang tua. Bagi guru-guru juga diharuskan WFH/ bekerja dari rumah, mengontrol tugas-tugas siswa dari rumah, melalui media online. Meskipun berbagai protokol kesehatan telah dilakukan (sesering mungkin cuci tangan dengan sabun, pakai masker bila keluar rumah, jaga jarak/social distancing, berjemur 15 menit, olah raga, menjaga kondisi fisik), namun ternyata pasien covid-19 ini semakin tidak terkendali, banyak pasien yang meninggal dunia, tetapi banyak juga pasien yang sembuh. Surat edaran dari kepala dinas  kabupaten Sidoarjo dan juga dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, terus susul menyusul untuk penundaan belajar di sekolah. Hingga sampai sekarangpun setelah adanya program PSBB, akan dilanjut dengan New Normal, dan Plt Bupati Sidoarjo merencanakan peserta didik dan guru-guru masuk sekolah tanggal 15 Juni 2020. Namun bila Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memperpanjang sekolah dan masuk tanggal 15 Juli 2020, maka Plt Bupati Sidoarjo mengikuti saja. Kami sebagai pendidik mengikuti apa yang terbaik untuk keselamatan bersama.
Selama pandemi ini, seluruh peserta didik belajar dan mengerjakan tugas-tugas di rumah secara online. Untuk peserta didik kelas 9, kegiatan Ujian Nasional ditiadakan, padahal sejak awal tahun ajaran baru kelas 9, mereka sudah dipersiapkan untuk menghadapi Ujian Nasional, melalui intensif belajar (semacam bimbingan belajar mapel Ujian Nasional). Kegiatan ujian praktek kelas 9 tidak dapat kami laksanakan, sedangkan Ujian Sekolah dan Penilaian Akhir Tahun dilaksanakan juga secara online.  Para orang tua selalu kami share tentang pengumuman apapun yang berkaitan dengan anak-anak. Namun masih ada peserta didik yang kurang maksimal saat mengikuti kegiatan penilai akhir tersebut, dibuktikan adanya beberapa peserta didik yang ketiduran saat pelaksanaan ujian tersebut. Mereka mulai kurang motivasi dan kurang peduli terhadap tanggung jawab dirinya sendiri. Mereka juga merasa kecewa dengan ditiadakannya acara perpisahan sekolah yang biasanya diadakan dengan meriah. Para orang tua berharap pandemi covid-19 ini segera berakhir, supaya anak-anak mereka segera bisa ke sekolah. Anak-anak juga sudah mengalami kejenuhan di rumah ingin bisa bertemu dengan teman-temannya di sekolah maupun bermain dengan teman-temannya di lingkungannya. Bahkan ada yang mengaku kalau di rumah tidak diberi uang saku oleh orang tuanya, sehingga mereka ingin sekolah kembali. Kami sebagai guru BK memantapkan keyakinan mereka maksud Stay at Home, yang tentunya mementingkan kesehatan dan keselamatan bersama. Disisi lain, guru-guru pun selain memberi tugas pada peserta didik, juga melaksanakan monitoring tugas-tugas peserta didik. Oleh karena semua tugas-tugas tersebut dengan online, maka guru-guru harus dituntut melek IT, dengan berbagai aplikasi, diantaranya google zoom, google drive, telegram, dan lain-lain.
Sebagai seorang guru yang profesional dituntut memiliki kompetensi yang memadai, sehingga perlu menimba ilmu dari kegiatan-kegiatan positif, tapi oleh karena masa pandemi ini tidak boleh keluar rumah, maka dapat mengikuti kegiatan workshop secara online. Pada masa pandemi ini ternyata banyak tawaran dari instansi/ organisasi pendidikan yang mengadakan workshop ataupun seminar untuk para guru secara online, e-sertifikat yang bernilai 1 untuk kenaikan tingkat.  Biayanya juga ringan, ada yang 15 ribu, 25 ribu, 40 ribu, 150 ribu, bahkan ada pula yang gratis. Kesempatan itu tidak saya sia-siakan, selama pandemi ini saya sudah mengikuti 4 kali kegiatan workshop sebagai peserta, antara lain Training online oleh ABco Mengajar Gaya Motivator dari Bogor (27 Maret s.d 2 Mei 2020), Workshop Penanganan siswa berdampak syndrome game online dan pengendalian agresifitas siswa oleh ABKIN Surabaya (20 s.d 23 April 2020), Seminar dan Lokakarya Nasional Bimbingan Konseling di Era Revolusi 4.0 oleh ABKIN Jatim (16 s.d 19 Mei 2020). Selanjutnya tanggal 29 Mei 2020, saya sebagai peserta Workshop Konvensi Hak Anak dan SRA, Disiplin positif dan DPA oleh IGI Jatim . Nanti untuk tanggal 6 s.d 16 Juni 2020, saya juga sudah mendaftarkan diri sebagai peserta Workshop tingkat mahir/ pembekalan camp adiksi oleh ABKIN Surabaya.
Sebagaimana saya sampaikan tanggal 29 Mei 2020 diatas, saya sehari mengikuti workshop yang diadakan oleh IGI Jatim. Informasi ini saya dapatkan dari pengawas sekolah saya, sehingga saya mohon untuk disampakan pada bapak kepala sekolah. Akhirnya kami, yaitu Ibu Waka Kesiswaan sebagai Ketua SRA, dan saya sebagai koordinator SRA di sekolah, yang kebetulan juga Fasda Sidoarjo, diberi tugas untuk mengikuti workshop tersebut, dan menjadi peserta di gelombang 1. Terus terang saya baru tahu ada IGI Jatim ini, setahu saya organisasi yang mewadahi guru-guru itu hanya PGRI. Karena memang selama ini saya belum pernah mengikuti kegiatan workshop yang sebenarnya sudah berkali-kali diadakan oleh IGI Jatim, menurut Ketua IGI Jatim bapak Dr. H. Marjuki, M.Pd. Saya bersyukur sekali masih diberi kesempatan untuk menimba ilmu tentang SRA, sehingga saya berharap lebih menambah wawasan dan mampu mengimplementasikan ke sekolah. Dan dengan diikutsertakannya Ketua SRA sekolah, saya lebih optimis program-program SRA yang sudah kami konsep sebelumnya bisa terealisasi, tidak hanya sekedar ada SK, ada program, ada rencana tindak lanjut, ada disiplin positif. Karena mereka masih berpegang pada tata tertib yang berkutat dengan poin-poin, padahal harusnya sudah meninggalkan poin-poin tata tertib, menerapkan disiplin positif dengan reward yang akan diterima oleh peserta didik saat melakukan hal-hal positif, bukan hanya memandang kesalahan/ pelanggaran tata tertib yang dilakukan peserta didik saja. Sebagaimana disampaikan oleh pemateri workshop, kami warga sekolah seharusnya duduk bersama untuk membuat program dan mengimplementasikan program SRA, agar SRA dapat dirasakan oleh seluruh warga sekolah.
Selama kegiatan workshop SRA, narasumbernya luar biasa, meskipun saya sudah 2 kali mendapatkan materi dari Ibu Bekti Prastyani, saya masih ingin mendapatkan materi dari beliau, namun sangat disayangkan saat materi sesi 1, jaringan internet terkendala, sehingga saya tidak dapat mengikuti zoom meeting sesi 1 tersebut. Namun pihak panitia berbaik hati memberikan kesempatan untuk mengikuti di gelombang 3, sehingga saya bisa mengikuti materi yang disampaikan oleh Ibu Bekti Pratyani pada gelombang ke 3. Memang beliau  betul-betul kualified, enak menyampaikannya dan betul-betul mengusai materi SRA tersebut, layaklah beliau sebagai Fasnas SRA.
Demikian pula materi yang disampaikan Ibu Dra.Elvi Hendrani, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pendidikan, yang menyampaikan materi tentang Konvensi Hak Anak dan SRA, mulai pukul 13.00 s.d 16.30 betul-betul memukau, jelas penyampaiannya dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari peserta. Pelaksanaan workshop yang dilaksanakan mulai pagi hari, mulai pukul 08.00 s.d 16.30 tidak terasa sama sekali, karena penyajiannya luar biasa. Selain narasumber, saya juga bersyukur mendapatkan teman-teman peserta yang baik-baik, baik dari guru-guru, kepala sekolah, dosen, pengawas sekolah maupun fasda-fasda dari kabupaten yang lain, yang tentunya bisa sharing untuk SRA kedepannya. Dan saya akan mendaftarkan diri menjadi anggota IGI Jatim, dengan harapan bisa mengikuti kegiatan workshop selanjutnya yang tentunya berguna untuk pengembangan kompetensi saya sebagai guru profesional. Untuk IGI Jatim dengan semangat mottonya sharing and growing together, kami tunggu gebrakan-gebrakannya untuk mengadakan workshop-workshop selanjutnya yang tentunya berguna membekali dan menambah wawasan para guru yang akan membawa anak bangsa ke gerbang Indonesia Emas.

Comments

  1. Selamat dan sukses Bu Drs. Hj. Sri Sayekti, M.Psi selaku Koordinator BK SMPN 2 Taman sekaligus Fasda SRA Kab. Sidoarjo telah berliterasi bersama Komunitas IGI Jawa Timur.

    Alhamdulillah masyarakat sudah banyak yang mengenal IGI melalui kegiatannya. Mereka mulai merasa manfaat kehadiran IGI di daerahnya. Mereka tanpa terbebani apa pun dari IGI tetapi mindsetnya, kompetensinya, dan empatinya meningkatkan.

    Alhamdulillah kehadiran IGI makin dirasakan terutama di era Pandemi Covid-19, IGI paaling siap. Pembelajaran, pelatihan, rapat, Webinar yg menggunakan moda daring sudah menjadi moda kegiatan pagi, siang, sore, dan malam hari. sudah tidak kaget lagi
    Selamat Bu Sayekti telah bergabung dengan orang-orang yang hebat.

    #Salam Literasi
    #Salam Hak Anak
    #Salam Sekolah Ramah Anak
    #Salam IGI. Yang Muda Luar Biasa

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PENERAPAN PENDIDIKAN INKLUSIF UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH RAMAH ANAK DI SMP NEGERI 28 SURABAYA

JURNAL REPLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3

Forgiveness Therapy untuk Meningkatkan Konsep Diri Positif di SMA NU 1 Gresik