Peran Serta Masyarakat dalam Mewujudkan SRA di UPT SMP N 1 Sanankulon Kab. Blitar


Oleh Titik Mu’awanah, S.Pd., M.Pd.
(Pengawas SMP)

Konvensi Hak Anak mengamanahkan kepada semua negara peserta tentang pentingnya memenuhi hak hak anak untuk mewujudkan anak yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak mulia dan cinta tanah air. Kata kunci dari Konvensi Hak Anak  adalah penuhi semua hak anak (fulfill), lindungi semua anak  (protect) dan hormati pandangan anak (respect). Hak anak meliputi hak untuk hidup dan kelangsungan hidup, hak tumbuh kembang, hak mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi serta hak untuk berpartisipasi secara optimal.
Siapa saja yang berkewajiban memenuhi hak anak dan melindungi anak? Yang berkewajiban memenuhi hak dan melindungi anak adalah orang tua, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Untuk memenuhi hak anak dapat diwujudkan melalui Sekolah Ramah Anak (SRA).

Sekolah Ramah Anak adalah satuan pendidikan formal, nonformal, dan informal yang aman, bersih, sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, dan mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan (Permenneg PPPA nomor 8, 2014). Untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak bukan semata-mata kewajiban sekolah, dalam hal ini kepala sekolah beserta guru dan tenaga kependidikan, melainkan kewajiban bersama sekolah, orang tua, masyarakat, dunia usaha,  alumni dan pemangku kepentingan lainnya. Peran serta orang tua, masyarakat, dunia usaha,  alumni dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting dalam mewujudkan Sekolah Ramah Anak mulai tahap persiapan, perencanaan dan pelaksanaan.

Pada pola pikir lama, setiap ada undang orang tua murid ke sekolah, kalau tidak untuk menerima rapor , pasti akan dimintai sumbangan dana. Dan kebanyakan orang tua kalau menyekolahkan anak,  sudah pasrah bongkoan (menyerahkan sepenuhnya) pada sekolah.  Hal ini berbeda  dengan sekolah binaan penulis yaitu UPT SMP N 1 Sanankulon Kabupaten Blitar.  Peran serta masyarakat dalam mewujudkan Sekolah Ramah Anak sangat luar biasa, mulai dari orang tua siswa, komite sekolah, tokoh masyarakat dan juga alumi.

Pada tahap persiapan  orang tua, komite dan tokoh masyarakat bersama seluruh pendidik dan tenaga kependidikan berkomitmen dalam mengembangkan Sekolah Ramah Anak dengan ditandai adanya penandatanganan pakta integritas UPT SMP N 1 Sanankulon dalam upaya mewujudkan Sekolah Ramah Anak. Isi komitmen tersebut adalah, Bahwa  semua warga sekolah berkomitmen untuk: 1)  memenuhi hak anak dan melindungi  anak dari berbagai bentuk kekerasan selama di sekolah, 2) mewujudkan sekolah yang aman, bersih, sehat, nyaman  dan  berbudaya lingkungan, 3) menegakkan kedisiplinan tanpa kekerasan dan merendahkan martabat anak, 4) membuat kebijakan sekolah yang non diskriminatif, memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak, memenuhi hak hidup dan tumbuh kembang anak serta menghargai pendapat anak, 5) Semua orang dewasa di sekitar anak menjadi teladan yang baik bagi anak, 6) Orang dewasa di satuan mendidikan menjadi orang tua kedua dan sahabat bagi anak, 7)  Mewujudkan sekolah anti kekerasan baik fisik maupun non fisik, anti vandalism, anti radikalisme dan perlakuan salah lainnya, 8) Mewujudkan lingkungan sekolah yang  bebas asap rokok, bebas NAPZA, aman dari bencana dan menyediakan kantin sehat.

Pada tahap perencanaan komite berperan dalam penyusunan program Sekolah Ramah Anak , dengan menyumbangkan ide ide tentang kegiatan yang mendukung terwujudnya Sekolah Ramah Anak. Dan memasukkan program kegiatan dalam RKAS. Program yang diusulkan adalah membuat halaman sekolah sebagai taman dan kawasan hijau. Hal ini dimaksudkan agar guru dan siswa bisa rekreasi sehingga segar kembali saat akan melaksanakan tugas belajar mengajar. Ide selanjutnya mengadakan lomba kebersihan kelas secara berkala dan komite sebagai tim jurinya. Hal ini dimaksudkan agar kebersihan dan keindahan kelas dan lingkungannya selalu terjaga.

Pada tahap pelaksanaan komite bersama orang tua murid mewujudkan semua program yang telah disusun dalam RKAS, yaitu membuat taman di halaman sekolah dan lomba kebersihan sekolah. Dukungan komite tidak hanya sebatas ide, tetapi juga memberikan dukungan tenaga dan material. Dalam mewujudkan sekolah yang bersih, indah dan berbudaya lingkungan dan kawasan sekolah yang hijau, komite menyumbangkan beraneka bunga dan tanaman ke sekolah, meminta bantuan  1 pot 1 guru, menggerakkan orang tua siswa untuk menyumbangkan dana dan tenaga. Baru kali ini komite yang meminta bantuan kepada sekolah dalam hal ini guru. Umumnya sekolah yang meminta bantuan kepada orang tua melalui komite. Berkat kepiawaian ketua komite dan dukungan orang tua program mengubah halaman sekolah menjadi taman bisa terwujud. Selain itu juga melengkapi sarana cuci tangan di depan kelas agar anak terbiasa hidup bersih dan sehat.

Program selanjudnya melaksanakan lomba kebersihan dan keindahan kelas dan lingkungannya. Untuk melakukan sosialisasi program lomba kebersihan dan keindahan kelas beserta lingkungannya,  ketua komite meminta kesempatan kepada kepala sekolah untuk menjadi pembina upacara. Pada saat menjadi Pembina upacara ketua komite mensosialisasikan programnya kepada seluruh siswa dan guru. Sepanjang pengetahuan penulis, baru kali ini seorang komite yang dengan inisiatif sendiri menjadi pembina upacara di sekolah. Selanjutnya saat penilaian lomba, ketua komite beserta anggotanya menjadi juri. Karena harus menilai setiap harinya, maka secara bergantian dan terjadwal komite datang ke sekolah untuk melakukan penilaian. Ini yang juga berbeda dengan sekolah yang lain. Pada umumnya komite datang ke sekolah jika diundang oleh kepala sekolah saat ada keperluan tertentu, misalnya menandatangani dokumen RKAS dan KTSP atau rapat membicarakan pembangunan sarana sekolah. Tetapi komite di UPT SMP N 1 Sanankulon setiap saat datang ke sekolah tanpa harus diundang, karena sudah merasa menjadi warga sekolah dan punya rasa handarbeni. Yang sangat mengherankan dan menginspirasi adalah saat pengumuman pemenang lomba dan penyerahan hadiah kepada kelas yang memenangkan lomba kebersihan dan keindahan. Hadiah yang disiapkan komite kepada kelas pemenang lomba adalah rak pojok baca yang dikreasi sendiri oleh komite. Begitu perhatiannya komite tentang kegiatan literasi. Komite berfikir dengan adanya pojok baca di kelas dengan penataan buku yang menarik, akan mendorong minat baca siswa.

Keterlibatan komite terhadap perwujudan kompenen Sekolah Ramah Anak tidak hanya pada komponen kebijakan sekolah saja, tetapi juga pada komponen sarana prasarana dan pembelajaran yang ramah anak. Sumbangsih komite pada sarana prasara sekolah ramah anak meliputi penyediaan kantin sehat dan nyaman, toilet siswa yang bersih dan cukup pencahayaan, pengelolaan limbah air wudlu dan mewujudkan lingkungan sekolah yang hijau, serta penyediaan tenaga UKS yang professional dan tenaga kebersihan yang cukup. Bersama sekolah komite mensosialisasikan kepada petugas kantin agar menyiapkan jajanan yang ramah anak dan ramah lingkungan. Ramah anak di sini dimaksudkan makanan yang dijual di kantin sekolah tidak mengandung 5 P yaitu pewarna, mengawet, penyedap rasa, pemanis dan pengental buatan . Ramah lingkungan di sini, makanan yang dijual di kantin sekolah tidak diperbolehkan berbungkus plastik atau bahan lain yang menghasilkan sampah anorganik. Komite juga melakukan perindangan di sekitar kantin dan menyediakan akuarium besar  di depan kantin agar anak-anak memperoleh kenyamanan saat istirahat dan kepenatan saat menerima pelajaran bisa hilang.

Selain kantin, komite juga peduli terhadap toilet siswa dan pembuangan limbah air wudlu. Saat melihat toilet siswa yang pintunya tidak layak dan ruangan yang gelap, komite bersama sekolah segera bertindak. Komite menggandeng para alumni yang menjadi Kepala Desa di kecamatan Sanankulon untuk bersama-sama memikirkan toilet siswa dan pembuangan limbah air wudlu. Sekali lagi dengan kepiawaian dan kesantunan ketua komite yang akrap dipanggil Kung  Maryani, ketiga alumni yang saat ini menjadi kepala desa di Kecamatan Sanankulon langsung berembug untuk membantu sekolah mewujudkan toilet yang bersih dan terang dan pengelolaan limbah air wudlu. Alhamdulillah saat ini telah terwujud toilet dengan pencahayaan yang cukup karena dipasang dinding kaca dan pintu toilet yang sudah layak serta terwujud kolam pembuangan limbah air wudlu yang dimanfaatkan untuk memelihara ikan.

Sumbangsih komite lainnya adalah penyediakan tenaga UKS yang professional. Komite menyadari bahwa pentingnya menjaga kesehatan anak saat di sekolah. Untuk itu diperlukan tenaga medis yang professional untuk mengelola UKS. Ketika sekolah kesulitan untuk mengangkat tenaga medis yang professional, karena terbentur dana, maka komite membantu sekolah mengangkat petugas UKS yang berasal dari tenaga medis dengan pemberian honor dari komite. Komite juga membantu sekolah untuk menambah tenaga kebersihan sekolah  untuk membantu menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Mengingat di lingkungan sekolah yang banyak tanaman dan pohon tentu menghasilkan sampah yang lumayan banyak. Dengan menambah jumlah tenaga kebersihan, ada kesempatan untuk mengontrol pohon-pohon yang mungkin membahayakan saat hujan, dan menjaga lingkungan tetap bersih.

Luar biasa komite di UPT SMP N 1 Sanankulon. Selain dari hal yang penulis ceritakan di atas komite juga berperan dalam proses pembelajaran. Komite menjadi narasumber dalam pembelajaran pada mata pelakaran  Prakarya. Idenya begini, Ketua komite menghendaki saat pembelajaran prakarya anak-anak tidak hanya diajari teori, tetapi lebih banyak praktik yang bermanfaat bagi lingkungan sekolah khususnya dan lingkungan di rumah siswa umumnya. Bahkan punya ide, karya siswa bisa memiliki daya jual yang memberikan keuntungan dari sisi finansial. Kung Mariyadi sang ketua komite mengawali kegiatannya dengan cara membuat pot gantung dari sabut kelapa sebagai media tanaman anggrek. Hal ini dilakukan saat bulan Ramadhan, dengan harapan saat lebaran yang mana biasa guru-guru dan wali murid banyak yang bersilaturrahmi ke rumah ketua komite, melihat dan tertarik pada  keindahan bunga anggrek yang ditanam pada pot gantung dari sabut kelapa tersebut. Ternyata gayung bersambut, umpan Kung Mariadi ditangkap dan direspon positif oleh guru-guru dan walimurid yang dating bersilaturrahmi saat hari raya. Pada saat inilah Kung Mariadi memasukkan ide untuk mengajari anak-anak membuat pot dari sabut kelapa. Ada guru yang nyeletuk, “Bagaimana Kung kalau gurunya belum  bisa?” Kung Mariadi menawarkan jasa untuk “menjadi guru “ dan mengajari anak beserta bapak ibu guru yang berminat. Karya anak berupa pot gantung sebagai media tanam bunga anggrek selain dipasang di depan kelas, sebagian dipamerkan saat ada tamu-tamu yang dating dan dijual. Kung Mariadi sang Ketua Komite yang piawai mampu memberikan pembelajaran bermakna yang menyenangkan.

Comments

  1. Best practice yang sederhana, namun aplikatif dan bisa menginspirasi bagi sekolah2 lain. Sukses buat keluarga besar SMPN Sanankulon dan pengawas pembinanya.

    ReplyDelete
  2. Kung Mariadi itu siapa ya Bu ?

    ReplyDelete
  3. Menginspirasi, sederhana n mufah dipahami sukses keluarga besar smpn Sanankulon dan pengawasnya

    ReplyDelete
  4. Sukses dan menginspirasi, selamat berkarya dan terus berbagi kebermanfaatan untuk memajukan dunia pendidikan.

    ReplyDelete
  5. Tulisan yang bagus, paket komplit. Semua ada.
    Mulai konsep, sosialisasi, dilatihkan, diimplementasikan, dibiasakan dan menjadi budaya.
    Berpikir sistematis, koheren, holistik, sampai aplikatif.

    #Mantul
    #Salam Literasi
    #Salam Lembayung rindu
    #Website SRA IGI Jatim selalu di hati

    ReplyDelete
  6. menginspirasi bu Titik, ide yg sederhana namun bernilai ekonomis dan dpt memberikan skill yg bermanfaat dlm kehidupan bagi siswa maupun guru, saya ke tertarik juga belajar membuat pot dr sabtu kelapa, pernah praktik buat saat mengajar prakarya tp tdk bisa bagus n rapi

    ReplyDelete
  7. Sukses selalu utk bu lilik......luarbiasa, menginsprirasi sklh lain...slmt utk smpn 1 sanakulon,semakin maju dan berkembang...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PENERAPAN PENDIDIKAN INKLUSIF UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH RAMAH ANAK DI SMP NEGERI 28 SURABAYA

JURNAL REPLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3

Forgiveness Therapy untuk Meningkatkan Konsep Diri Positif di SMA NU 1 Gresik